Friday, November 12, 2010

IBU YANG TERPERDAYA


Bagaimana pengaruh globalisasi khususnya konstruksi media terhadap kedudukan ibu rumah tangga, apakah mereka terpengaruh dan pada akhirnya cenderung hedonis?. Ini adalah pertanyaan yang amat sederhana, seiring perkembangan zaman yang jauh mengkaji koridor agama sebagai pegangan hidup.
Menurut hasil penelitian dari Sciena Madani, penelitian tersebut menunjukan ibu rumah tangga memang cenderung konsumtif. Hal ini disebabkan karena; pertama, kebosanan didalam rumah dan pola pengasuhan anak yang memberikan segala keinginan anak bukan pada sektor kebutuhan anak. Peran media sangat gencar dalam menyerang cara pandang atau mainstrem berfikir, sehingga ibu dan anak lebih asyik pergi keluar menikmati arus globalisasi. Kedua, ketidakmampuan menghadapi perkembangan zaman yang disibukan dengan urusan rumah tangga saja, sehingga mengandalkan kedudukan posisi suami untuk memberikan nafkah dan belanja urusan rumah tangga. Ketiga, tidak memiliki sense of entrepreneurship dan sense of responbility terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
Perempuan rumah tangga menjadi korban atau oyek dari pengaruh globalisasi. Hal ini tidak bisa mensalahkan posisi perempuan dalam keluarga akan tetapi bagaimana mengkonstruksi cara pandang untuk tidak terjebak arus media.
Bahkan tentunya mengembalikan wilayah eksistensinya yaitu peran sebagai ibu rumah tangga untuk membesarkan anak biar menjadi anak yang berbudi pekerti. Akan tetapi bukan hal itu saja peran dan kedudukaanya, namun terkait pola hubungan sosial kemasyarakatan dan tidak bergantung pada peran suami untuk menafkahi.
Sehingga media tidak menjadi candu bagi ibu rumah tangga. Namun mampu mengembangkan ke wilayah internalnya berupa prosesi penyadaran peran penyimbang suami. Seperti mampu memberikan masukan ekonomis berupa kewirausahaan home industri. Sedangkan pada wilayah eksternalnya, ibu rumah tangga mampu aktif pada organisasi kemasyarakatan seperti PKK, Aisyiyah ataupun Fatayat. Sehingga peran perumpuan rumah tangga tidak menjadi korban media, namun menjadi pedang yang mampu menebas arus globalisai yang tidak baik untuk anak dan ibu-ibu lainnya.
Tulisan dekonstruksi perempuan rumah tangga merupakan propaganda untuk menempatkan kedudukan perempuan pada wilyah internalnya yakni tidak mengantungkan diri pada peran suami dan wilyah eksternal untuk turut serta bertanggung jawab demi tercapai tatanan masyarakat yang lebih baik, sehingga menjadi control social.
Fenomena perempuan yang cenderung hedonis sebenarnya memang bukannya ibu rumah tangga akan tetapi juga munculnya fenomena perempuan yang berkerja diluar rumah yang disebabkan oleh terbukannya lapangan pekerjaan bagi perempuan secara luas. Perubahan masyarakat yang terkenak imbas dari arus globalisasi disebabkan antara lain perubahan politik ekonomi yang bertumpu pada pertumbuhan.
Hal inilah rupanya telah memunculkan fenomena pergeseran peran perempuan.  Perempuan yang semua secara tradisional ditempatkan dilingkungan rumah tangga (domestic) tergeser perannya kearah sektor publik karena arus media yang sulit dibendung. (Lukni)

Unknown

Author & Editor

Yayasan Badan Wakaf Nusantara

0 comments:

Post a Comment