Wednesday, January 22, 2014

Pendidikan Multikultural Era Jejaring Sosial



Pendidikan Multikultural Era Jejaring Sosial
Oleh: Ninik Ambarwati, S.Pd.I
(Guru KB-RA “Masjid” Al-Alzhar Ngaliyan Semarang dan Pengasuh Komunitas Cahaya)

Dunia maya sepertinya sudah tidak asing lagi bagi kalangan dunia pendidikan, begitu juga dengan jejaring sosial seperti Facebook maupun Twitter. Hal ini diperkuat dengan maraknya sekolah, lembaga pendidikan, organisasi guru maupun guru dan siswa memiliki jejaring sosial untuk mengaktualisasikan dirinya baik berupa status keseharian, pengalaman, informasi, gagasan maupun kritik. Maraknya pengguna jejaring sosial sebagai bukti ciri dari perkembangan teknologi dan sebagai bentuk dorongan guru supaya tidak gagap teknologi.

Sebab guru merupakan pendidik generasi penerus bangsa yang memiliki peran melakukan perubahan lebih baik terhadap anak didik yang diasuhnya. Tanggung jawab guru untuk melek teknologi menjadi tuntutan dan juga tuntunan. Tuntutan karena guru sekarang ini dalam mengurusi hal administrasi sekolah sudah menggunakan perangkat teknologi. Sedangkan menjadi tuntunan guru menjadi teladan bagi anak didiknya.

Maka pilihan untuk memiliki jejaring sosial seperti menjadi kebutuhan, hal ini ditandai banyaknya forum-forum atau komunitas pendidikan yang sudah memiliki akun jejaring sosial. Guru selayaknya memiliki akun jejaring sosial tersebut. Munculah pertanyaan, sejauh mana guru yang ada di Indonesia dapat memanfaat media jejaring sosial tersebut?.

Jejaring sosial memiliki beragam manfaat, dari manfaat inilah yang harus diperhatikan oleh guru-guru di Indonesia. Sebab media sosial ini memiliki beragam manfaat seperti sebagai media curhat, diary, media promosi maupun sebagai media bisnis online. Namun pada satu sisi tergantung bagaimana seorang guru memaknai manfaat dan fungsi dari jejaring sosial tersebut. Bukannya kecanduan yang menghabiskan waktunya untuk terus berselancar di dunia maya hingga melupakan tugasnya sebagai seorang guru.

Selayaknya guru juga memikirkan kegunaan media sosial sebagai wadah pendidikan multikultural. Ini yang perlu ditekankan kepada guru, bahwa jejaring sosial sebagai wadah pendidikan multikultural untuk membangun persaudaraan antar guru dimanapun berada baik di Indonesia maupun jejaring guru diluar negeri.  Jika jejaring sosial menjadi wadah antar guru, tentu akan menjadi wadah komunitas intelektual dan dapat memberikan angin segar untuk selalu melakukan perbaikan di wilayah bidang pendidikan.

Oleh karena pendidikan multikultural sebagai bentuk bangunan kerukunan baik kerukunan beragama, kerukunan sosial maupun kerukunan kesamaan kepentingan. Sebab sekarang ini banyak berbagai konflik dipicu oleh gesekan antar suku, agama, ras maupun antar golongan. Karena pendidikan merupakan pilar pembangunan bangsa, yang mestinya perlu senantiasa melakukan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman.

Media sosial sebagai bentuk perwujudkan pendidikan multikultural untuk dapat menyentuh persoalan bagaimana menghargai kepercayaan keagamaan dan beragam budaya. Selayaknya jejaring sosial tidak hanya dimanfaatkan oleh berkembangnya teknologi maupun trend yang tidak memiliki manfaat.

Namun kita sebagai guru selayaknya mengambil nilai positif tersebut,  jejaring sosial sebagai media membangun jejaring antar guru dimanapun berada. Melalui komunitas jejaring sosial yang bernuansa pendidikan multikultural akan memunculkan ide dan gagasan ilmiah untuk dapat dimanfaatkan perbaikan pendidikan. Bahkan media sosial menjadi wadah bagi kita untuk bisa saling berbagi informasi khususnya di bidang pendidikan maupun bidang-bidang yang lain.

Jejaring sosial sebagai wadah pendidikan multikultural antar guru dapat terjalin dengan baik, tentu bila ditegakan dengan pondasi yang memiliki nilai kebutuhan dan keinginan untuk perbaikan di dunia pendidikan. Jangan hanya memanfaatkan jejaring sosial menjadi media yang tidak memiliki manfaat dan membuang waktu yang sia-sia. Marilah kita manfaatkan jejaring sosial ini sebagai wadah kaum intelektual yang ilmiah dan memiliki visi untuk melakukan perbaikan di bidang pendidikan.

Unknown

Author & Editor

Yayasan Badan Wakaf Nusantara

0 comments:

Post a Comment